Tidak Konstekstual tapi Realistik

“sebuah kereta api yang panjangnya 1 kilometer melintasi terowongan yang panjangnya 1 kilometer. Jika kecepatan rata-rata kereta api itu adalah 1 kilometer per jam, berapa waktu yang diperlukan oleh kereta api itu untuk melewati terowongan?”

Diantara kalian yang membacanya pasti langsung mencari alat tulis seperti pena  dan kertas atau langsung menghitung (menggunakan kalkulasi) dari permasalahan tersebut namun ada pula yang menjawab “mana ada kereta api panjang nya 1 kilometer!” yah itu akan dijawab oleh sebagian murid.

Di dalam konteks pendidikan, permasalahan tersebut dinamakan teka-teki yang tidak kontekstual. Yah tidak kontekstual karna di lingkungan sehari-hari, mereka tidak pernah menjumpai atau melihat kereta yang panjangnya 1 kilometer. Jadi, tidak ada dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, teka-teki tadi hanyalah bersifat realistik yaitu masuk akal karna dapat dibayangkan atau dipikirkan tetapi tidak kontekstual karna tidak ada di lingkungan sehari-hari.

Lantas, apa sih permasalahan yang realistic itu? Jawabnya, permasalahan khususnya matematika adalah permasalahan realistic tidak harus permasalahan yang konkret ada di dunia nyata, tidak mesti sesuatu yang ada di sekitar kita tetapi cukuplah permasalahan yang dapat dibayangkan dan dipikirkan dalam pikiran kita. Itulah permasalahan realistic, khususnya dalam pendidikan matematika, berdasarkan teori  RME (Realistic Mathematics Education) yang pertama kali dikembangkan di negeri Belanda sejak 1970-an.

Leave a comment